Salam

Assalamu'alaykum... :)

Rabu, 28 November 2012

I Went To The Mall, And A Little Girl Called Me A Terrorist.

My name is Ela. I am seventeen years old. I am not Muslim, but my friend told me about her friend being discriminated against for wearing a hijab. So I decided to see the discrimination firsthand to get a better understanding of what Muslim women go through.

My friend and I pinned scarves around our heads, and then we went to the ma

ll. Normally, vendors try to get us to buy things and ask us to sample a snack. Clerks usually ask us if we need help, tell us about sales, and smile at us. Not today. People, including vendors, clerks, and other shoppers, wouldn't look at us. They didn't talk to us. They acted like we didn’t exist. They didn't want to be caught staring at us, so they didn't look at all.

And then, in one store, a girl (who looked about four years old) asked her mom if my friend and I were terrorists. She wasn't trying to be mean or anything. I don’t even think she could have grasped the idea of prejudice. However, her mother’s response is one I can never forgive or forget. The mother hushed her child, glared at me, and then took her daughter by the hand and led her out of the store.

All that because I put a scarf on my head. Just like that, a mother taught her little girl that being Muslim was evil. It didn't matter that I was a nice person. All that mattered was that I looked different. That little girl may grow up and teach her children the same thing.

This experiment gave me a huge wake-up call. It lasted for only a few hours, so I can’t even begin to imagine how much prejudice Muslim girls go through every day. It reminded me of something that many people know but rarely remember:
 "the women in hijabs are people, just like all those women out there who aren't Muslim."
 
 

Sabtu, 10 November 2012

Tumbuhkan Cinta, Bentuk Karakter, dan Bangunlah Negeri


Negara Indonesia, negara tempat dimana kita berdomisili saat ini adalah sebuah negara yang sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Sudah 64 tahun lamanya negera ini merdeka. Tapi hingga saat ini, status negara kita masih sampai tahap “berkembang”, belum sampai tahap “maju”. Padahal, jika dibandingkan Singapura yang merdeka jauh setelah kita, yaitu pada 9 Agustus 1965, Singapura jauh lebih maju dibandingkan negara kita, Indonesia.
            Tak bisa dipungkiri, walaupun negara kita ini sudah merdeka sekian tahun lamanya, disadari ataupun tidak, masih banyak sekali praktek penjajahan di negara kita ini. Yang penjajahan tersebut kerap dilakukan oleh warga negara kita sendiri. Salah satu contohnya adalah  korupsi. Kita kembali kepada masa dimana dulu terjadi sistem tanam paksa pada masa penjajahan Belanda. Ketika sistem tanam paksa itu diterapkan, banyak sekali penyelewengan-penyelewengan yang terjadi, misalnya tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerintah tidak dibayar atau ada lagi, kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata tidak dikembalikan.  Kasus atau kejadian tersebut memiliki kemiripan dengan kasus korupsi yang sangat marak terjadi saat ini. Selain sama-sama mengambil hak orang lain yang bukan miliknya, kedua kasus tersebut juga sama-sama merugikan dan menyengsarakan masyarakat.
            Ironi memang, hampir setiap hari kita melihat di berita di TV yang menyajikan tayangan-tayangan seputar korupsi, kemisikinan, kriminal, pembunuhan, rumitnya permasalahan politik dan banyak sekali hal-hal menyedihkan lainnya.
            Jika banyak yang bertanya-tanya mengapa semua itu bisa terjadi, tentunya kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja ataupun masyarakat saja. Karena jika digali lebih dalam, permasalahan-permasalahan yang ada di negara ini tidak hanya membutuhkan perhatian dari pemerintah saja. Masyarakat pun harus punya andil. Kita ambil contoh, masyarakat ingin segala fasilitas negara seperti jalan raya dan yang lainnya terpenuhi dengan baik. Sekolah murah, semua biaya hidup murah. Tapi masyarakat sendiri sering lupa atau mungkin sengaja lupa dalam membayar pajak.
            Permasalahan yang rumit yang terjadi di negara kita ini sebenarnya sangat bersangkutan dengan yang namanya cinta terhadap tanah air. Kenapa negara-negara seperti Singapura, Jepang, Italia, Jerman dan yang lainnya bisa maju, salah satunya adalah karena kemauan keras dari para pemimpinnya dan rakyatnya untuk bersama-sama membangun negerinya dalam rangka menciptakan kondisi negara yang lebih baik. Masalahnya, di negara kita ini, masih banyak orang yang justru lebih membanggakan dan membangun negara lain daripada negara kita sendiri, Indonesia.
            Krisis cinta terhadap tanah air inilah salah satu masalah yang menyebabkan banyaknya permasalahan yang terjadi di negara ini. Bagaimana tidak, sebenarnya  tidak sedikit industri yang asli milik orang Indonesia, tetapi nyatanya, masyarakat jauh lebih senang dan bangga menggunakan produk negara lain. Akibatnya, ekonomi masyarakat menjadi rendah. Pengangguran dan kemisikanan menjamur. Kriminalitas pun mewabah hingga akhirnya berdampak pada aspek kehidupan yang lain.
            Untuk itu, penanaman rasa cinta terhadap tanah air ini mutlak perlu ditanamkan kepada seluruh masyarakat terutama para pemuda. Mulai dari lingkungan keluarga misalnya, dalam keluarga anak bisa dididik dengan lebih menekankan sikap peduli dengan sesama mencontohkan sikap para pahlawan saat melawan penjajah, dan selalu menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Di lingkungan sekolah, siswa dan siswinya dapat diajarkan bagaimana bersikap disiplin serta tanggung jawab. Di sekolah pun bisa lebih di ajarkan bagaimana sejarah perjuangan para pahlawan yang luar biasa pribadi, pemikiran serta tekadnya sehingga akan tumbuh rasa semangat para pelajar agar bisa seperti para pahlawan terdahulu. Karena pada hakekatnya, pendidikan bukan hanya membangun kecerdasan dan transfer of knowledge, tetapi juga harus mampu membangun karakter atau character building dan perilaku.
            Dengan adanya rasa cinta tanah air sejak dini, maka dapat dipastikan bibit-bibit atau calon-calon penerus para korupsi tentu akan berkurang begitu pula dengan komplikasi masalah yang terjadi di Indonesia saat ini.  Karena dengan adanya patriotisme (cinta tanah air ) dalam jiwa para pelajar juga masyarakat dan pemerintah, karakter bangsa yang baik secara otomatis akan terbentuk. Karena, tidak mungkin bukan, kita ingin menghancurkan sesuatu yang kita cintai? Bahkan pasti akan ada yang namanya pengorbanan untuk hal yang kita cintai tersebut. Begitu juga dengan cinta tanah air, pastinya dengan rasa cinta yang menggebu terhadap negara, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk tanah air kita tercinta.
Karakter bangsa itu sendiri yaitu yang mengacu kepada 5 nilai karakter bangsa untuk menjadi manusia unggul yang disampaikan oleh Presiden SBY yaitu :
  1. Manusia Indonesia yang bermoral, berakhlak dan berperilaku baik;
  2. Mencapai masyarakat yang cerdas dan rasional;
  3. Manusia Indonesia ke depan menjadi manusia yang inovatif dan terus mengejar kemajuan;
  4. Memperkuat semangat “Harus Bisa”, yang terus mencari solusi dalam setiap kesulitan;
  5. Manusia Indonesia haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa,Negara dan tanah airnya.
Bersama marilah kita tumbuhkan rasa patriotisme dalam dada, kita bangun karakter bangsa, dan kita perbaiki kualitas kehidupan negara kita, Indonesia.

Teruntuk kita semua, yang menjadi bagian dari negara Indonesia.



BIODATA PENULIS
Nama                         : Fitri Rosadela
TTL                             : Adelaide, 21 Februari 1996
Kelas                          : XI IPA 4
Sekolah                     : SMA Negeri 5 MATARAM
Alamat sekolah        : Jalan Udayana no.2 Mataram Kode Pos 83125 . Telp (0370)   632606. Website : sman-5-mtr.sch.id
Email Peserta           : fitrirosadela@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA
http://ras-eko.blogspot.com/2012/05/cinta-tanah-air-tugas-essay.html

#Alhamdulillah, kali ini dela LOLOS! Artikel ini dela tulis waktu ikut lomba menulis se-Indonesia dalam rangka hari sumpah pemuda. Temanya "Anak Muda dan Pembangunan Karakter Bangsa". Alhamdulillah ^__^ Semoga tulisan ini yang bakal dipilih buat lanjut ke Jakarta, aamiin! YaAllah, mau lagi ya. :)

FTS : Emas Akan Tetap Menjadi Emas


            Menyedihkan. Itulah yang dapat kusimpulkan saat itu. Saat dimana aku, seorang yang di SMP termasuk anak yang berprestasi, salah satu yang terbaik di sekolah, dan aktif di berbagai organisasi terpaksa harus masuk ke SMA yang baru didirikan. Itu artinya, sekolah itu masih belum banyak pengalaman, dan belum banyak dikenal dan jelas bukan atau belum menjadi sekolah unggulan. Kehendak Papa dan keadaan saat itulah yang membuatku akhirnya mau tak mau harus masuk ke SMA itu. Kata Papa, “ Insya Allah, menurut Papa ini yang terbaik buat kamu “. Dan saat itu, aku berdoa, “ Ya Allah, aku percaya, rencanaMu selalu lebih baik dari rencanaku”.
            Awalnya, semua berat. Taka ada motivasi sama sekali. Semuanya terlihat buruk.  Sampai akhirnya aku sadar tak mungkin begitu terus, dan aku bangkit. Aku menenangkan diri dan aku berkata, “Tak apa, aku yang akan membuat sekolah ini dikenal, aku yang akan membuat sekolah ini jadi sekolah idaman bagi yang lain!”.
            Perlahan, aku mengambil bagian di berbagai kegitan di sekolah. OSIS, MC, aktif mengikuti seminar, perlombaan dan beberapa kali memenangkannya, sehingga sekolahku pun mulai banyak dikenal. Akhirnya aku sadar. Masuk sekolah unggul itu hebat, tapi lebih hebat lagi, membuat sekolah yang tidak unggul menjadi unggul. Setuju?
           
Fitri Rosadela

FTS : Ikhlaskanlah Agar Menjadi Indah


Tahun 2007, aku dan keluargaku pindah dari Mataram, NTB menuju Bogor, Jawa Barat karena mengikuti Papa yang harus melanjutkan studinya disana. Berbagai penolakan dan protes keluar dari mulut kami, anak-anak Papa. Jelas, karena kami tidak tahu bagaimana nantinya keadaan kami jika disana, di tempat yang baru bersama orang-orang yang asing bagi kami. Apalagi disini kehidupan kami sudah sangat-amat nyaman dan mapan. Tapi kemudian kami luluh ketika Papa mengatakan, “ kalian ikut ya, Papa harus melanjutkan studi Papa. Papa ingin selalu mengawasi kalian dari dekat. Kalian tidak boleh jauh dari Papa”.
Awal memang selalu susah, dengan rumah kontrakan yang sangat kecil, lingkungan yang asing, keuangan yang sedang minim dan lain lain. Tapi tahukah bagaimana akhirnya? Kami belajar ikhlas menjalani semuanya dan akhirnya, Papa dapat menyelesaikan S3nya dengan sukses, Mama menjadi penolong bagi banyak tetangga disana, Kakak lali-lakiku sebelum lulus kuliah sudah bekerja di perusahaan IT yang terkenal, kakak perempuanku berhasil ke Hongkong, aku mengukir berbagai prestasi, adik ku menjadi si kecil shalehah yang cerdas.
Akhirnya aku tersadar, seandainya dulu kami tidak pindah, akankah kami mendapatkan semua nikmat itu? Alhamdulillah Ya Rahim.
“Perpindahan memang tak mudah, tapi ikhlas akan membuatnya menjadi indah”
                                                                                                                             
Fitri Rosadela

Flash True Story : I DID IT!

Ketika itu, kelas 3 SMP. Beberapa bulan lagi, UN. Tiba-tiba saja teman-teman menunjuk aku untuk menjadi ketua panitia pembuatan buku tahunan. Ingin sekali menolak, tapi rasanya tidak enak harus menolak permintaan dari banyak orang, akupun menerimanya.

Pada awalnya, aku bisa menikmati proses pembuatan buku tahunan ini. Tapi semakin lama, semakin dekat UN, aku makin dibanjiri aktifitas. Tugas, ujian praktek, organisasi dan yang lainnya. Pulang sekolah, aku dan tim kembali melanjutkan pembuatan buku tahunan. Sangat menguras tenaga dan waktu ternyata. Belum lagi banyak sekali kendala yang harus aku dan tim hadapi. Sempat berpikir untuk menyerah. Tapi tidak mungkin, ini sudah menjadi tanggung jawabku dan sudah banyak yang berharap. Akhirnya perjuanganpun berlanjut.

Di hari pembagian buku tahunan, terbayar lunas semua lelahku. Ucapan terima kasih dan pujian dari banyak kawan dan guru menghujani aku dan tim. Lalu hasil ujianku? Alhamdulillah, aku menjadi yang terbaik di kelas. Tapi yang lebih indah lagi adalah ketika melihat senyum bahagia teman-teman ketika melihat buku kenangan kami dan juga senyum bangga kedua orang tuaku. Setiap senyum yang kulihat saat itu, menjadi kebahagiaanku juga. Lebih dari bahagia kawan. Lebih.  

Anything possible. Just trust yourself, maximal, and pray, let Allah surprise you . 

Fitri Rosadela

Sabtu, 03 November 2012

Cover Kece + Islami



Mau cover (sampul) facebook yang kece-kece, keren-keren tapi tetep islami kaya gambar-gambar di bawah?



Check, check this out

Jangan Khawatir Kawan !

Ketika takut  mimpimu tak bisa terwujud

Jangan khawatir kawan

Allah Maha Mendengar, Maha Penyayang

Ketika semua rencanamu berantakan

Jangan khawatir kawan

Allah adalah  sebaik-baik penyusun rencana

Bahkan ketika mimpimu benar-benar tidak terwujud

Jangan khawatir kawan!

Jangan khawatir!

Allah lebih tau apa yang terbaik untukmu



كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Albaqarah: 216).

Jangan khawatir kawan, ada Allah. 






3/11/2012 Fitri Rosadela.