Seorang
peserta didik suatu hari pernah bertanya, bagaimana cara menghilangkan
kemalasan. Sebenarnya kemalasan itu adalah manusiawi, sudah lumrah
adanya. Jadi tidak perlu dihilangkan, yang perlu adalah bagaimana kita
mengendalikannya. Karena kita memiliki massa, maka kita punya yang
namanya kemalasan. Karena sebenarnya massa itu adalah ukuran kelembaman
(kemalasan) dari suatu benda. Sekarang yang penting bagi kita adalah
bagaimana agar kemalasan itu mempunyai sisi positif. Misalnya kita malas
untuk berbuat maksiat, kita malas untuk bermain-main, kita malas untuk
membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Nah, bingung?
Tapi sudahlah, sementara kita akhiri permainan bahasa yang seperti ini.
Di tulisan ini, saya coba membantu dengan menukilkan sepenggal do’a untuk menghilangkan kemalasan dan turunannya.Mengapa
mesti do’a? karena Kita mungkin sudah tahu efek yang dihasilkan oleh
kemalasan, kita mungkin sudah mendengar aliran kata-kata bagaimana rupa
kemalasan itu, kita barangkali juga membaca buku atau tulisan tentang
kemalasan beserta kiat-kiatnya untuk menghindari. Oleh karena kita sudah
berusaha menggunakan kiat-kiat tersebut untuk mengenyahkan kemalasan,
tapi tetap saja kemalasan itu dengan tenang bersemayam di dalam diri
kita maka kita perlu berdo’a. Karena setiap ikhtiar harus dibarengi
dengan do’a. Tanpa do’a, maka kemalasan itu akan tetap menggumpal
dipikiran kita, menghambat perilaku kita sehari-hari. Karena itu setelah
segala ikhtiar kita coba, maka kita harus banyak-banyaklah berdo’a;
tentunya agar doa kita terkabul, maka harus rajin-rajin beribadah dan
harus mengetahui pula syarat-syarat agar doa kita dikabulkan-Nya.
Jadi apapun masalah yang dihadapi kita,
sebenarnya tak akan bisa teratasi kecuali hanya dengan pertolongan-Nya.
Maka alangkah bijaknya jika kita yang bermasalah dengan kemalasan
memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari sifat malas dan kembali
semangat dalam kebaikan.
Nah, bagi yang berminat meninggalkan
kemalasan, agar kemalasan tidak berlarut, kita coba berbenah diri dengan
cara mengukuhkan ketaqwaan kita kepada-Nya, dengan cara menghapal do’a
berikut? Do’a yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Abu
Ummamah :
Allohumma
innii a’uudzubika minal hammi wal hazan wa a’uudzubika minal ’ajzi
walkasai, wa a’uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a’uudzu bika
min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.
“Ya
Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada
keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan
dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir,
aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.”
(HR Abu Dawud 4/353)
Dalam hadits tersebut ada 8 penyakit jiwa
yang sangat berbahaya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memohon perlindungan dari Allah swt:
- Penyakit suka berkeluh kesah atau merasa susah (hamm) yang dapat menimbulkan rasa sedih (hazan); kita memohon agar Allah memberikan petunjuk (al huda).
Hidup akan terasa indah jika kita mengisinya dengan rasa syukur, bukan denga keluh kesah. Cuma memang sifat manusia sering suka berkeluh kesah. Jika kita dapat menghindarkan sifat ini; maka nikmat Allah akan senantiasa melimpah. Jika ujian hidup disikapi dengan ratapan keluh kesah, bukannya masalah tambah terang, namun biasanya malah bertambah runyam. Sebaliknya hati akan tenang ketika rasa syukur mampu kita hadirkan dalam perjalanan hidup kita. Sehingga hilanglah rasa sedih. Bukankah Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmatNya jika kita bersyukur dan memberi peringatan akan siksaNya yang pedih atas sifat kufur nikmat kita. - Penyakit Lemah(’ajz) yang dapat memicu munculnya penyakit malas (kasal); penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang lemah terutama lemah dalam kemauan biasanya akan malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup. Ia akan mudah dikendalikan oleh nafsu (yang biasanya menyuruh kepada kejelekan). Orang terkendali nafsu akan muncul penyakit malas yaitu malas untuk berbuat kebaikan.
- Penyakit Pengecut (jubn) yang dapat menyebabkan penyakit kikir (bukhl); penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara memelihara kehormataan dan kemuliaan diri (‘ataf).
Syetan menakut-nakuti manusia dengan dibayang-bayangi kefakiran supaya seseorang tidak mau infaq, shodaqoh, zakat. “Syetan menjanjikan kefakiran kepadamu dan menyuruh yang jahat, dan Alloh menjanjikan kepadamu pengampunan dan keutamaan dariNya, Alloh itu maha luas rezekinya dan maha mengetahui.” (Al Quran Surah Al Baqarah : (2) : 268). Padahal dengan jelas Alloh menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang tidak bakhil. “Barangsiapa dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia.” (QS Al Hasyr : 9) - Penyakit Lilitan utang (ghalabatuddayn) yang menyebabkan tekanan manusia (qahrirrijaal); supaya terhindar dari penyakit ini maka kita harus selalu merasa cukup (ghina) terhadap setiap pemberian Alllah Subhanahu Wa Ta’ala.
Orang-orang yang pasif dan malas,
sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari
harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi
mundur.
Demikian sepenggal doa untuk bisa
menghilangkan atau minimal mengurangi rasa malas kita. Dan, semuanya
kembali kepada diri kita sendiri karena rasa malas akan terus
mengendalikan kita kalau kitanya sendiri tidak memiliki keinginan yang
kuat untuk mengendalikannya.
by rudisisyanto