Seperti biasa, setiap hari tepatnya malam hari, saya,
Fitri Rosadela biasa dipanggil Dela, nongkrong di depan notebook untuk melihat
perkembangan di dunia maya. Klik sana klik sini, beranda, profile, beranda
lagi, profile lagi, komen sana sini, buka foto ini, buka foto itu, berbagi
tautan ini dan itu, sampai akhirnya mata saya tertuju pada sebuah tautan
mengenai web yang berisi lomba-lomba seputar tulis-menulis. Mata berbinar,
senyum mengembang. Klik. Sederetan lomba-lomba langsung terpampang di depan
layar. Yaa, untuk orang yang maniak lomba seperti saya, pasti sangat senang
mendapat sederetan lomba seperti ini. Saya klik salah satu lomba tulis-menulis
essay tingkat SMA se-Indonesia. Lihat persyaratan dan GRATIS ! Hadiahnya pun
luar biasa menggiurkan. Langsung saja saya segera copy semua persyaratan dan segera membuat karya tulis yang berupa
essay tersebut. Basmalah pun terucap.
Senang luar biasa ketika akhirnya saya berhasil
menyelesaikan essay tersebut. Langsung saja saya kirim. Setelah di cek di grup
lomba tersebut, ternyata saya adalah pengirim essay yang ke-50. Dalam hati saya
berkata, wah, se-Indonesia ternyata sedikit juga ya pesertanya. Sepertinya ada
peluang untuk menang. Apalagi tulisan Dela itu kan mengambil contoh dari
kehidupan nyata, terus alasan-alasannya masuk akal gitu. Jadi deh Dela jadi
penulis ini mah!Haha. Sampai akhirnya
beberapa hari sebelum dateline pengirim terus bertambah sampai akhirnya
mencapai 353 peserta. Krik krik. Ciut. Hari terus berlanjut, hari pengumuman
pun semakin dekat. Dag-dig-dug hatiku,
dag-dig-dug hatiku (dinyanyikan ala salah satu girlband di sinetron).
Serius berharap banget menang ini lomba, kapan lagi gitu menang lomba
tulis-menulis se-Indonesia? Kurang keren gimana coba? Apalagi kalo inget
hadiahnya, aduh, ga menang panitia di datengin deh!
Akhirnya hari itu datang. Hari yang sudah sangat
ditunggu-tunggu. Hasil pengumuman lomba. Pagi-pagi sekali, sebelum berangkat ke
sekolah saya menyempatkan diri membuka internet untuk mengecek hasil lomba
tersebut. Tiba-tiba waktu terasa begitu lambat. Slow motion, guys! Notebook dibuka, modem disambungkan. Lalu, klik
sekali-dag, klik lagi-dig, klik lagi-dug. Dag-dig-dug. Check grup di dunia maya tempat hasil pengumuman bakal diumumin.
Mata mulai menjelajah meneliti tiap tulisan yang ada di grup tersebut. Dari
atas sampai ke bawah udah dicari dan ternyata belum ada pengumuman. Fiuh.
Sedikit bingung, tapi kemudian berpikir, ngaret kali ya panitianya. Maklum, orang
Indonesia. Akhirnya Dela pun ke sekolah masih dalam ketidak pastian.
Dari sekolah Dela pulang dengan tergesa-gesa, sampai-sampai
membatalkan beberapa meeting . Serius, sampai membatalkan beberapa meeting. Gak
sombong, tapi serius, memang sampai membatalkan beberapa meeting. Tapi maaf
kalau ada yang ngerasa Dela sombong, tapi beneran kok, memang ada meeting yang
dibatalin. Hehe .Buka
notebook-lagi-dan ternyata pengumumannya masih belum ada. Kesel. Yaudah, si
notebook akhirnya terus di on-in sampe malam. Malam-malam Dela itu udah bête
banget deh, gara-gara pengumumannya gak datang-datang. Panitianya gak tau apa
deg-degan dapat menyebabkan kematian? Iya, kalo saking deg-degan akhirnya
orangnya mondar-mandir di depan jalan raya terus ketabrak. Mati. Hehe.
Sudah magrib, dan, ya, masih belum ada juga itu
pengumuman. Finally, setelah isya itu
hasil lomba ada juga. Klik. Breeet.
50 nama-nama beruntung sudah ada di sana. Mata Dela langsung berpetualang memeriksa
satu persatu nama yang ada. Fitri mana Fitri, naahh, ini Fitri ! Periksa nama
belakangnya, Lestari. Bukan Rosadela. Cari lagi, dan nama Fitri bermunculan
beberapa kali tapi yang nama belakangnya bukan Rosadela. Sampai nama pemenang
yang ke-50 pun tidak ada yang bernama Fitri Rosadela. Cek sekali lagi dan
hasilnya, sama. Dissapoint. Mata belo
Dela yang tadinya melotot liatin layar, langsung menyipit. Pikiran-pikiran negatif langsung merasuki.
Yah, apa emang gak bakat nulis yah, padahal kan kemarin lumayan bagus
tulisannya. Kayanya emang gak seharusnya ikut lomba nulis, kayanya, kayanya,
dan blablabla negatif lainnya terus menari-nari ala hawaii di pikiran Dela.
Tapi Allah memang Maha Adil, beberapa hari setelah kalah
lomba essay Dela di daftarin ikut lomba Pidato + PPT sama guru agama Dela. What a beautiful news! Tapi kemudian
terpikir, berarti dela harus buat
pidatonya dong? Hmm, bakal bagus gak yah? Nanti kaya kemarin lagi, udah
senang-senang awalnya eh kalah ternyata. Apa kasi kesempatan ke orang lain yang
lebih jago nulis aja kali ya? Tapi ini kan lomba pidato bukan nulis? Yaudah
deh, mau coba aja.
Ternyata oh
ternyata, ada kabar buruk dari lomba pidato tersebut. Kabarnya adalah, waktu
dela untuk membuat pidato dan power point serta menghafalnya hanya 3 hari. 3
Hari. Okey sekali lagi, 3 hari ! What a
bad news! Tarik nafas buang nafas. Dela langsung negyakin-yakinin diri
bahwa Dela pasti bisa! Harus!
Dengan
keyakinan hati yang hanya setengah, akhirnya pidato Dela jadi H-1. Setelah
dibaca, Dela ngerasa kalo pidato yang Dela buat sekarang tidak lebih bagus dari
yang dela buat ketika SMP. Pesimis ya Allah! Mana power point belum lagi? Aduh,
ini kan pengalaman pertama dela kalo pidatonya plus power point. Nanti kalo
slidenya norak gimana? Aduh, mana guru-gurnya lagi pada gak bisa ngebantuin. Berhubung
sudah di daftarin, jadi mau mengundurkan diri pun gak enak. Akhirnya, lanjuuut!
Semua dela buat semaksimal yang dela bisa dan hasilnya? Ya mau gimana, itu
urusan Allah, yang jelas, bagaimanapun hasilnya itu pasti yang terbaik. Insya
Allah. Allah bersama orang-orang yang tawakal. J
Hari
H tiba. Dela sangat senang, iya walaupun deg-degan tetap ada. Sekedar
informasi, selain menulis, speech
juga salah satu hobi dela makanya senang banget akhirnya bisa ikut lomba pidato
di luar sekolah. Dari keluar rumah, di angkot, daftar ulang, nunggu giliran
lomba, sampai ke wc pun Dela terus saja menghapal teks pidato. Yang ada di
pikiran dela waktu itu adalah, Hey udah
bisa ikut lomba ini aja Alhamdulillah, yang penting kamu harus tampil maksimal!
Beruntung banget hari itu mood-nya
lagi bagus.
Hampir
bulukan Dela menunggu giliran tampil (okey itu lebay, dela tampil ke-10 dari 20
peserta). Untungnya para peserta membawakan pidatonya tidak membosankan. Tidak
untungnya, rata-rata peserta tidak membosankan dan bagus dalam membawakan
pidatonya. Yoga di tempat. Akhirnya tiba giliranku. Yah walaupun dalam keadaan
sudah sedikit dekil karena keringat dan panas disertai kebelet juga. Tapi, tetap maju!
“…..
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb”. Prok-prok-prok. Akhir pidato Dela disambut dengan
senyuman dan tepuk tangan meriah serta respon yang baik dari para juri.
Rasanya? Waw! Amazing pake sangat! :D Bangganya itu karena semuanya itu dari
mulai pidato, power point sampai cara penyampaiannya murni prepare sendiri. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Tapi,
bahagia itu redup setelah ingat, oh iya ya belum pengumuman. Hati ini kembali
dipenuhi oleh pasukan drum band.
Setelah
berjam-jam menunggu bersama teman-teman seperjuangan yang lain, akhirnya waktu
itu tiba. Sempat pesimis. Memang Dela sudah menampilkan dengan maksimal, dan
memang Dela berharap banget bisa menang. Tapi temen-temen yang lain pun gak
kalah bagus sama Dela. So, tidak apa
Ya Allah, seandainya pun memang tidak menang, kalah seperti lomba essay dan
lomba-lomba yang kemarin dela ikutin, tidak apa-apa, Dela bisa disini pun sudah
luar biasa senang. Serius waktu itu Dela pasrah banget. Sampai kemudian, “
juara 3 lomba pidato dimenangkan oleh… Fitri Rosadela, dari SMA Negeri 1
Dramaga ! “ . Hey, What a beautiful day
guys!
Awan-awan
gelap yang disertai sedikit petir dan gerimis yang tadinya ada di atas kepala
Dela langsung berubah jadi langit biru yang cerah disertai pelangi. Segera Dela
naik ke atas panggung. Kalo boleh jujur, lomba ini adalah kali pertama dela
menang lomba di luar sekolah. Pengalaman yang luar biasa tentunya.
Ucapan-ucapan “congratulation” datang
bertubi-tubi dari orang-orang.
Alhasil, bibir ini tak mampu berhenti untuk tersenyum. Alhamdulillah.
Satu
yang ada di pikiran Dela sesudah itu adalah, tidak hanya satu kali mencoba untuk mendapatkan keberhasilan. Jadi,
kalah berkali-kali pun tidak apa-apa, toh hal tersebut hanya akan membuatmu
semakin terampil dan semakin terlatih ke depannya. Sampai akhirnya, you can
reach what you want !
Suka
menulis, suka pidato, suka dunia editing, bernyanyi, menari atau suka apapun
itu teruslah mencoba, terus berkarya! Tinggalkan karya-karya yang menginspirasi
kawan! Jadilah manusia yang berguna untuk banyak orang melalui karya-karya
kita. Don’t be an ordinary, but be an
Extraordinary! Just remember, try, try, and try again. ;D
#Tulisan ini dela tulis waktu mau ikut Lomba Menulis Curhat Galau Penulis Pemula. Sekali lagi, lomba melalui dunia maya, GAGAL. Kecewa sih. Tapi kalo berhenti sampai disini, berarti dela benar-benar sudah kehilangan harapan untuk wujudin impian dela . Jadi, kalo ada kesempatan, coba lagi ahh ! mohon doa ya . :D
Keren semangatnya.. teruskan!;)
BalasHapus