Bismillahirrahamanirrahim.
Assalamu’alaykum wr.wb.
Assalamu’alaykum wr.wb.
Selamat pagi. Salam Semangat. Salam Sejahtera untuk kita
semua.
Yang terhormat, bapak/ibu dewan juri, kakak-kakak
panitia, dan teman-teman yang luar biasa saya banggakan. Pada kesempatan kali
ini, kesempatan yang cukup singkat tetapi semoga sarat akan rahmat. Izinkanlah
saya, Fitri Rosadela perwakilan dari SMA Negeri 1 Dramaga untuk menyampaikan
pidato yang bertema, “ Kebudayaan Jepang : Harakiri = Harga Diri”.
Jika kita berbicara seputar budaya suatu bangsa tentulah
tak akan habis untuk dibahas saking banyak dan luasnya materi mengenai budaya
tersebut. Apalagi jika budaya yang kita bicarakan itu adalah budaya yang ada di
Negara Jepang, negara dimana terdapat beribu budaya berada. Mulai dari kimono,
upacara minum teh, dan berbagai Matsuri yang sangat unik. Jepang juga merupakan
Negara dimana tempat sakura bersemi dengan indahnya, negara dimana disiplin dan
kerja keras begitu diperhatikan serta Negara dimana yang namanya harga diri
sangat amat dijunjung tinggi.
Teman-teman seperjuangan,
Berbicara
mengenai harga diri, saya jadi ingat salah satu budaya atau tradisi yang ada di
jepang yang mungkin sudah sangat terkenal untuk kita semua. Tradisi ini disebut Seppuku atau lebih dikenal dengan istilah harakiri (腹切り,
"merobek perut") . Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup
dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan
oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan,
aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban.
Seppuku
(harakiri) merupakan salah satu adat para samurai, terutama jenderal perang
pada zaman bakufu yang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar
dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas dan/atau
kesalahan untuk kepentingan rakyat.
Ritual Seppuku biasanya memerlukan keterlibatan aktif
paling tidak dua orang, satu yang mau bunuh diri dan satu lagi adalah
pendampingnya (Kaishakunin) yang bertugas memenggal kepala orang yang melakukan
Seppuku. Hanya saja, dalam pemenggalan itu leher yang dipenggal tidak boleh
betul-betul putus, harus ada daging yang membuat kepala yang dipenggal tetap
menempel pada tubuhnya.
Orang
yang hendak melakukan harakiri mandi dulu, lantas pakai pakaian putih-putih,
makan, baru sesudahnya siap-siap untuk tusuk dan iris dimulai. Duduk diam
dengan Tanto diletakkan di depannya. Menulis puisi terlebih dahulu. Selesai,
baru itu Tanto diambil lantas ditusukan ke perut agak ke kiri lantas Tanto
digeser ke kanan, yang terakhir ke atas sedikit,agar isi perutnya keluar.
Selesai, baru sekarang giliran Kaishakunin beraksi menyabet lehernya. Tanto
bekas pakai tadi lalu diletakkan di piring bekas makan tadi.
Baik
jika kita sebagai orang Indonesia asli, maka kita akan berasumsi bahwasannya
hara-kiri merupakan tindakan kekerasan dan juga tindakan yang salah. Betul
memang. Tapi ada satu hal positif yang dapat kita ambil dari tradisi Seppuku
tersebut, yaitu betapa masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi harga diri.
Tak heran mengapa negara yang menjunjung tinggi harga diri ini sangat maju.
Karena kebanyakan dari orang-orang yang memiliki harga diri rasa malunya untuk
berbuat salah terhadap sesuatu sangatlah besar. Sehingga kecacatan dalam
berperilakupun sangat minim . Dengan harga diri ini, kedisiplinan tetap terjaga
di Jepang. Dengan harga diri ini jugalah maka budaya dan tradisi tetap lestari
dan dengan harga diri ini jugalah mengapa Jepang bisa menjadi negara maju .
Bahkan setelah Jepang hancur akibat bom Hiroshima dan Nagasaki yang jatuh
tanggal 6 dan 9 Agustus 1945pun Jepang
dengan gagah tegak berdiri kembali. Salah satu faktornyapun karena sebuah harga
diri negara, yang tak ingin dianggap lemah juga tak ingin dianggap rapuh
sehingga lahirlah pribadi yang ulet dan tekun bekerja . Hingga pada akhirnya
merekapun membuktikan bahwasannya mereka memang tidak lemah, dan kuat untuk
berdiri kembali. Betapa hal yang sangat amat harus dicontoh kawan-kawan.
Hadirin
yang berbahagia,
Mungkin
hanya sekian yang dapat saya sampaikan mengenai kebudayaan jepang, Harakiri =
Harga Diri. Pesan saya, tradisi tersebut tidak perlu dicontoh, cukup diambil
hikmah positif dibalik tradisi tersebut, karena kita sebagai negara yang kental
dengan agama tidak membolehkan yang namanya bunuh diri/ Harakiri. Mohon maaf
atas segala kekurangan. Wassalamualaykum. Wr.Wb.
#NB :
Pidato ini dela buat waktu mau lomba di acara NIJI MATSURI JINDOFEST di Universitas Pakuan, Bogor.
Udah persiapan segala macam, pada akhirnya karena sesuatu dan lain hal, dela ngundurin diri. zzz. =='
Semoga nanti dapat lomba yang lebih baik lagi. Aamiin. ;D
#NB :
Pidato ini dela buat waktu mau lomba di acara NIJI MATSURI JINDOFEST di Universitas Pakuan, Bogor.
Udah persiapan segala macam, pada akhirnya karena sesuatu dan lain hal, dela ngundurin diri. zzz. =='
Semoga nanti dapat lomba yang lebih baik lagi. Aamiin. ;D
bagus del...;)
BalasHapussemoga dela tetep besemangat menulis hal2 keren dan penuh inspirasi
Hehe jadi malu. :D ,makasih kanay :*
BalasHapusoke aamiin. :)