Negara
Indonesia, negara tempat dimana kita berdomisili saat ini adalah sebuah negara
yang sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Sudah 64 tahun lamanya negera ini
merdeka. Tapi hingga saat ini, status negara kita masih sampai tahap
“berkembang”, belum sampai tahap “maju”. Padahal, jika dibandingkan Singapura
yang merdeka jauh setelah kita, yaitu pada 9
Agustus 1965, Singapura jauh lebih maju dibandingkan negara kita, Indonesia.
Tak
bisa dipungkiri, walaupun negara kita ini sudah merdeka sekian tahun lamanya,
disadari ataupun tidak, masih banyak sekali praktek penjajahan di negara kita
ini. Yang penjajahan tersebut kerap dilakukan oleh warga negara kita sendiri.
Salah satu contohnya adalah korupsi.
Kita kembali kepada masa dimana dulu terjadi sistem tanam paksa pada masa
penjajahan Belanda. Ketika sistem tanam paksa itu diterapkan, banyak sekali
penyelewengan-penyelewengan yang terjadi, misalnya tenaga kerja yang semestinya
dibayar oleh pemerintah tidak dibayar atau ada lagi, kelebihan hasil yang
seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata tidak dikembalikan. Kasus atau kejadian tersebut memiliki
kemiripan dengan kasus korupsi yang sangat marak terjadi saat ini. Selain sama-sama
mengambil hak orang lain yang bukan miliknya, kedua kasus tersebut juga
sama-sama merugikan dan menyengsarakan masyarakat.
Ironi memang, hampir setiap hari
kita melihat di berita di TV yang menyajikan tayangan-tayangan seputar korupsi,
kemisikinan, kriminal, pembunuhan, rumitnya permasalahan politik dan banyak
sekali hal-hal menyedihkan lainnya.
Jika banyak yang bertanya-tanya
mengapa semua itu bisa terjadi, tentunya kita tidak bisa menyalahkan satu pihak
saja. Kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja ataupun masyarakat
saja. Karena jika digali lebih dalam, permasalahan-permasalahan yang ada di
negara ini tidak hanya membutuhkan perhatian dari pemerintah saja. Masyarakat
pun harus punya andil. Kita ambil contoh, masyarakat ingin segala fasilitas
negara seperti jalan raya dan yang lainnya terpenuhi dengan baik. Sekolah
murah, semua biaya hidup murah. Tapi masyarakat sendiri sering lupa atau mungkin
sengaja lupa dalam membayar pajak.
Permasalahan yang rumit yang terjadi
di negara kita ini sebenarnya sangat bersangkutan dengan yang namanya cinta
terhadap tanah air. Kenapa negara-negara seperti Singapura, Jepang, Italia,
Jerman dan yang lainnya bisa maju, salah satunya adalah karena kemauan
keras dari para pemimpinnya dan rakyatnya untuk bersama-sama membangun
negerinya dalam rangka menciptakan kondisi negara yang lebih baik. Masalahnya,
di negara kita ini, masih banyak orang yang justru lebih membanggakan dan
membangun negara lain daripada negara kita sendiri, Indonesia.
Krisis cinta terhadap tanah air
inilah salah satu masalah yang menyebabkan banyaknya permasalahan yang terjadi
di negara ini. Bagaimana tidak, sebenarnya tidak sedikit industri yang asli milik orang
Indonesia, tetapi nyatanya, masyarakat jauh lebih senang dan bangga menggunakan
produk negara lain. Akibatnya, ekonomi masyarakat menjadi rendah. Pengangguran
dan kemisikanan menjamur. Kriminalitas pun mewabah hingga akhirnya berdampak
pada aspek kehidupan yang lain.
Untuk itu, penanaman rasa cinta
terhadap tanah air ini mutlak perlu ditanamkan kepada seluruh masyarakat
terutama para pemuda. Mulai dari lingkungan keluarga misalnya, dalam keluarga
anak bisa dididik dengan lebih menekankan sikap peduli dengan sesama
mencontohkan sikap para pahlawan saat melawan penjajah, dan selalu menanamkan
akhlak dan budi pekerti yang baik. Di lingkungan sekolah, siswa dan siswinya
dapat diajarkan bagaimana bersikap disiplin serta tanggung jawab. Di sekolah
pun bisa lebih di ajarkan bagaimana sejarah perjuangan para pahlawan yang luar
biasa pribadi, pemikiran serta tekadnya sehingga akan tumbuh rasa semangat para
pelajar agar bisa seperti para pahlawan terdahulu. Karena pada hakekatnya,
pendidikan bukan hanya membangun kecerdasan dan transfer of knowledge, tetapi juga harus
mampu membangun karakter atau character
building dan perilaku.
Dengan adanya rasa cinta tanah air
sejak dini, maka dapat dipastikan bibit-bibit atau calon-calon penerus para
korupsi tentu akan berkurang begitu pula dengan komplikasi masalah yang terjadi
di Indonesia saat ini. Karena dengan
adanya patriotisme (cinta tanah air )
dalam jiwa para pelajar juga masyarakat dan pemerintah, karakter bangsa yang
baik secara otomatis akan terbentuk. Karena, tidak mungkin bukan, kita ingin
menghancurkan sesuatu yang kita cintai? Bahkan pasti akan ada yang namanya
pengorbanan untuk hal yang kita cintai tersebut. Begitu juga dengan cinta tanah
air, pastinya dengan rasa cinta yang menggebu terhadap negara, kita akan
berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk tanah air kita
tercinta.
Karakter bangsa itu sendiri yaitu yang
mengacu kepada 5 nilai karakter bangsa untuk menjadi manusia unggul yang
disampaikan oleh Presiden SBY yaitu :
- Manusia
Indonesia yang bermoral, berakhlak dan berperilaku baik;
- Mencapai
masyarakat yang cerdas dan rasional;
- Manusia
Indonesia ke depan menjadi manusia yang inovatif dan terus mengejar
kemajuan;
- Memperkuat
semangat “Harus Bisa”, yang terus mencari solusi dalam setiap kesulitan;
- Manusia
Indonesia haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa,Negara dan
tanah airnya.
Bersama
marilah kita tumbuhkan rasa patriotisme dalam dada, kita bangun karakter
bangsa, dan kita perbaiki kualitas kehidupan negara kita, Indonesia.
Teruntuk
kita semua, yang menjadi bagian dari negara Indonesia.
BIODATA
PENULIS
Nama : Fitri Rosadela
TTL : Adelaide, 21
Februari 1996
Kelas : XI IPA 4
Sekolah : SMA Negeri 5 MATARAM
Alamat sekolah : Jalan Udayana no.2 Mataram Kode Pos 83125 . Telp (0370) 632606. Website : sman-5-mtr.sch.id
DAFTAR
PUSTAKA
http://ras-eko.blogspot.com/2012/05/cinta-tanah-air-tugas-essay.html
#Alhamdulillah, kali ini dela LOLOS! Artikel ini dela tulis waktu ikut lomba menulis se-Indonesia dalam rangka hari sumpah pemuda. Temanya "Anak Muda dan Pembangunan Karakter Bangsa". Alhamdulillah ^__^ Semoga tulisan ini yang bakal dipilih buat lanjut ke Jakarta, aamiin! YaAllah, mau lagi ya. :)