Menyedihkan. Itulah yang dapat kusimpulkan saat itu. Saat
dimana aku, seorang yang di SMP termasuk anak yang berprestasi, salah satu yang
terbaik di sekolah, dan aktif di berbagai organisasi terpaksa harus masuk ke
SMA yang baru didirikan. Itu artinya, sekolah itu masih belum banyak
pengalaman, dan belum banyak dikenal dan jelas bukan atau belum menjadi sekolah
unggulan. Kehendak Papa dan keadaan saat itulah yang membuatku akhirnya mau tak
mau harus masuk ke SMA itu. Kata Papa, “ Insya Allah, menurut Papa ini yang
terbaik buat kamu “. Dan saat itu, aku berdoa, “ Ya Allah, aku percaya,
rencanaMu selalu lebih baik dari rencanaku”.
Awalnya, semua berat. Taka ada motivasi sama sekali.
Semuanya terlihat buruk. Sampai akhirnya
aku sadar tak mungkin begitu terus, dan aku bangkit. Aku menenangkan diri dan
aku berkata, “Tak apa, aku yang akan membuat sekolah ini dikenal, aku yang akan
membuat sekolah ini jadi sekolah idaman bagi yang lain!”.
Perlahan, aku mengambil bagian di berbagai kegitan di
sekolah. OSIS, MC, aktif mengikuti seminar, perlombaan dan beberapa kali
memenangkannya, sehingga sekolahku pun mulai banyak dikenal. Akhirnya aku
sadar. Masuk sekolah unggul itu hebat, tapi lebih hebat lagi, membuat sekolah
yang tidak unggul menjadi unggul. Setuju?
Fitri Rosadela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar