Salam

Assalamu'alaykum... :)

Jumat, 22 Juni 2012

Pidato "Harakiri = Harga Diri"


Bismillahirrahamanirrahim.
Assalamu’alaykum wr.wb.
            Selamat pagi. Salam Semangat. Salam Sejahtera untuk kita semua.  
            Yang terhormat, bapak/ibu dewan juri, kakak-kakak panitia, dan teman-teman yang luar biasa saya banggakan. Pada kesempatan kali ini, kesempatan yang cukup singkat tetapi semoga sarat akan rahmat. Izinkanlah saya, Fitri Rosadela perwakilan dari SMA Negeri 1 Dramaga untuk menyampaikan pidato yang bertema, “ Kebudayaan Jepang : Harakiri = Harga Diri”.
            Jika kita berbicara seputar budaya suatu bangsa tentulah tak akan habis untuk dibahas saking banyak dan luasnya materi mengenai budaya tersebut. Apalagi jika budaya yang kita bicarakan itu adalah budaya yang ada di Negara Jepang, negara dimana terdapat beribu budaya berada. Mulai dari kimono, upacara minum teh, dan berbagai Matsuri yang sangat unik. Jepang juga merupakan Negara dimana tempat sakura bersemi dengan indahnya, negara dimana disiplin dan kerja keras begitu diperhatikan serta Negara dimana yang namanya harga diri sangat amat dijunjung tinggi.
            Teman-teman seperjuangan,
Berbicara mengenai harga diri, saya jadi ingat salah satu budaya atau tradisi yang ada di jepang yang mungkin sudah sangat terkenal untuk kita semua. Tradisi ini disebut Seppuku atau lebih dikenal dengan istilah harakiri (腹切り, "merobek perut")  . Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban.
Seppuku (harakiri) merupakan salah satu adat para samurai, terutama jenderal perang pada zaman bakufu yang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas dan/atau kesalahan untuk kepentingan rakyat.
            Ritual Seppuku biasanya memerlukan keterlibatan aktif paling tidak dua orang, satu yang mau bunuh diri dan satu lagi adalah pendampingnya (Kaishakunin) yang bertugas memenggal kepala orang yang melakukan Seppuku. Hanya saja, dalam pemenggalan itu leher yang dipenggal tidak boleh betul-betul putus, harus ada daging yang membuat kepala yang dipenggal tetap menempel pada tubuhnya.  
Orang yang hendak melakukan harakiri mandi dulu, lantas pakai pakaian putih-putih, makan, baru sesudahnya siap-siap untuk tusuk dan iris dimulai. Duduk diam dengan Tanto diletakkan di depannya. Menulis puisi terlebih dahulu. Selesai, baru itu Tanto diambil lantas ditusukan ke perut agak ke kiri lantas Tanto digeser ke kanan, yang terakhir ke atas sedikit,agar isi perutnya keluar. Selesai, baru sekarang giliran Kaishakunin beraksi menyabet lehernya. Tanto bekas pakai tadi lalu diletakkan di piring bekas makan tadi.
Baik jika kita sebagai orang Indonesia asli, maka kita akan berasumsi bahwasannya hara-kiri merupakan tindakan kekerasan dan juga tindakan yang salah. Betul memang. Tapi ada satu hal positif yang dapat kita ambil dari tradisi Seppuku tersebut, yaitu betapa masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi harga diri. Tak heran mengapa negara yang menjunjung tinggi harga diri ini sangat maju. Karena kebanyakan dari orang-orang yang memiliki harga diri rasa malunya untuk berbuat salah terhadap sesuatu sangatlah besar. Sehingga kecacatan dalam berperilakupun sangat minim . Dengan harga diri ini, kedisiplinan tetap terjaga di Jepang. Dengan harga diri ini jugalah maka budaya dan tradisi tetap lestari dan dengan harga diri ini jugalah mengapa Jepang bisa menjadi negara maju . Bahkan setelah Jepang hancur akibat bom Hiroshima dan Nagasaki yang jatuh tanggal 6 dan 9 Agustus 1945pun  Jepang dengan gagah tegak berdiri kembali. Salah satu faktornyapun karena sebuah harga diri negara, yang tak ingin dianggap lemah juga tak ingin dianggap rapuh sehingga lahirlah pribadi yang ulet dan tekun bekerja . Hingga pada akhirnya merekapun membuktikan bahwasannya mereka memang tidak lemah, dan kuat untuk berdiri kembali. Betapa hal yang sangat amat harus dicontoh kawan-kawan.
Hadirin yang berbahagia,
Mungkin hanya sekian yang dapat saya sampaikan mengenai kebudayaan jepang, Harakiri = Harga Diri. Pesan saya, tradisi tersebut tidak perlu dicontoh, cukup diambil hikmah positif dibalik tradisi tersebut, karena kita sebagai negara yang kental dengan agama tidak membolehkan yang namanya bunuh diri/ Harakiri. Mohon maaf atas segala kekurangan. Wassalamualaykum. Wr.Wb.      

#NB :
Pidato ini dela buat waktu mau lomba di acara
NIJI MATSURI JINDOFEST di Universitas Pakuan, Bogor.
Udah persiapan segala macam, pada akhirnya karena sesuatu dan lain hal, dela ngundurin diri. zzz. =='
Semoga nanti dapat lomba yang lebih baik lagi. Aamiin. ;D

2 komentar:

  1. bagus del...;)

    semoga dela tetep besemangat menulis hal2 keren dan penuh inspirasi

    BalasHapus
  2. Hehe jadi malu. :D ,makasih kanay :*

    oke aamiin. :)

    BalasHapus