Salam

Assalamu'alaykum... :)

Sabtu, 29 Oktober 2011

CerpenQ : “Kisah Sepotong Kue”


ini teh, sebenarnya tugas bikin cerpen waktu kelas 8 (2 SMP)...
inilah bahasa seorng dela ketka SMP.. haha
Petang itu, di bandara Naruka, yang terletak di Paris, Prancis, tempat dimana menara Eiffel berada, orang-orang ramai berlalu-lalang mengurus urusan masing-masing. Terlihat ada orang yang sedang sibuk berbaris, ada wanita yang sedang mengurus visa, ada yang sedang duduk di ruang tunggu.
Di antara kermaian tersebut, terlihat ada sesosok wanita cantik, bertubuh mungil bernama Dwi, yang terlihat gelisah karena pesawat yang akan ditumpanginya, ditunda keberangkatnnya 20 menit. Hatinya kesal, galut, kacau, “ Huuh, kenapa harus ditunda sich, aku kan sudah menunggu dari tadi!”, cetusnya. Ketika kekacauan hatinya, tiba-tiba, ‘Kruuk…’, terdengar bunyi perut Mita yang ternyata sedang kelaparan. Tanpa berpikir panjang, dia bergegas mencari toko atau shop yang menjual makan kecil. Etelah menengok kesana-kemari, akhirnya dia menemuka sebuah toko yang menjual makanan-makanan yang terlihat sangat lezat. Setelah kue sudah berada si tangannya, dia segera meronggoh uang dari sakunya, dan berlalu dari situ untuk segera mencari ruang tunggu, agar bias mengistirahatkan dirinya yang sedang lelah dan memakan makanannya.
Betapa sialnya Dwi, hampir semua kursi sudah diduduki oleh orang. Tanpa berputus asa, ia segera mencari lagi. Setelah mencari ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang, air muka Dwi yang tadinya murung, berubah menjadi berseri-seri, dengan senyum lebar di bibirnya yang mungil berwarna pink, wajahnya terlihat sanagt manis. Ya, dia menemukan sebuah kursi kosong yang di sebelahnya duduk seorang laki-laki tampan, berwajah babyface, bertubuh super proposional, dengan topi Adidas di atas kepalanya sedang tersenyum dengan manisnya ke hadapannya. Dwi pun membalas senyumannya dengan wajah tersipu-sipu. Setelah duduk, langsung disambarnya kue yang tadi sibelinhya, tapi, ketika dia kan mengambil kue tersebut, lelaki yang duduk di sebelahnya ikut mengambil kue tersebut. Dalam hatinya, “Ikh, ini cowok gak tahu malu banet sich, masa’ kue aku diambil, beli kenapa???” gerutunya. Tapi karena msih lapar, dia kembali mengambil kuenya, dan ternyata laki-laki itu mengikutinya. Hatinya memanas. Dan untuk terakhir kalinya, dia mencoba lagi, dan lagi-lagi, laki-laki yang bernama Ihsan itu mengikuti. Rasa kesal tak tertahankan, mukanya meemerah, seperti kepiting yang matang. Hamper saja Dwi meledak di tempat, tapi untungnya, ‘pemberangkatan Internasional Pari-Indonesia akan segera bergangkat, dimohon bagi para penumpang untuk bersiap-siap’ pemberitahuan itu menghentikan waktu bom Dwi yang akan segera meledak. Diapun langsung meninggalkan laki-laki itu. Tapi, lelaki yang bernama ihsan itu langsung merenggut tangan Dwi dan memotong kue tadi menjadi dua, untuk diberikan kepada Dwi. Dwi pun semakin marah, tapi karena Ihsan memberikan kue itu dengan senyum super manis, dengan terpaksa, dwi menerimanya, dan dia pun beranjak pergi.
Hamparan langit yang sangat luas berwarana biru sengan diselimuti awan-awan putih seperti kapas, terlihat dari kaca pesawat tempat Dwi duduk. Entah mengapa, ia teringat kejadian yang sangat menyebalkan tadi. “Just forget it” kata Dwi dalam benaknya.
Selang beberapa waktu, Dwi merasa bosan, tak ada yang dapat ia kerjakan, akhirnya ia mengambil HP dalam kantungnya, lalu bermain, tapi karena matanya yang berwarna biru-kehijauan itu tidak dapat melihat dengan jelas, ia pun segera mencari kaca mata yang ada dalam tas beruang yang dibawanya. Tetapi ketika dia membuka tas beruangnya, betapa kagetnya dia, dia melihat kue yang tdai dia beli. Yang ternyata belum tersentuh sedikitpun. Ia pun tersadar, bahwa kue yang tadi adalah milik Ihsan, bukan miliknya. Betapa malunya dia, dan lalu berjanji yidak akan berburuk sangka lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar